Jumat, 26 November 2010

-Perubahan Kata-Kata Baku yang Terbaru yang Sering Digunakan Dalam Penulisan & Percakapan-


Saat ini banyak orang yang kurang menyetujui pemakaian bahasa “baku” hal ini dikarenakan kurang  memahami makna istilah itu. bahasa yang baku selalu bersifat kaku, tidak lazim digunakan sehari-hari, atau bahasa yang hanya terdapat di buku. Sehingga banyak orang beranggapan bahwa penggunaan ragam baku mengakibatkan bahasa yang kurang komunikatif dan sulit dipahami.  Hal ini harus diluruskan. Keterpautan bahasa baku dengan materi di media massa ialah bahwa ragam ini yang paling tepat digunakan supaya bahasa Indonesia berkembang dan dapat menjadi bahasa iptek, bahasa sosial, atau pun bahasa pergaulan yang moderen.
Bahasa yang baku tidak akan menimbulkan ketaksaan pada pemahaman pembacanya. Kata - kata baku adalah  kata - kata yang standar sesuai dengan aturan kebahasaaan yang berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu, termasuk ilmu bahasa dan sesuai dengan perkembangan zaman. Kebakuan kata amat ditentukan oleh tinjauan disiplin ilmu bahasa dari berbagai segi yang ujungnya menghasilkan satuan bunyi yang amat berarti sesuai dengan konsep yang disepakati terbentuk.
Sedangkan kata tidak baku merupakan kebalikan dari kata baku. Suatu kata bisa diklasifikasikan tidak baku bila kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan. Biasanya hal ini muncul dalam bahasa percakapan sehari-hari, bahasa tutur.
Pengembangan ragam bahasa baku memiliki tiga ciri atau arah, yaitu:
  • Memiliki kemantapan dinamis yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Di sini, baku atau standar berarti tidak dapat berubah setiap saat.
  • Bersifat kecendikiaan. Sifat ini diwujudkan dalam paragraf, kalimat, dan satuan-satuan bahasa lain yang mengungkapkan penalaran dan pemikiran yang teratur, logis dan masuk akal
  • Keseragaman. Di sini istilah “baku” dimaknai sebagai memiliki kaidah yang seragam. Proses penyeragam bertujuan menyeragamkan kaidah, bukan menyeragamkan ragam bahasa, laras bahasa, atau variasi bahasa.

Saat ini, perkembangan bahasa Indonesia begitu pesat sehingga hal itu menyebabkan masyarakat pemakai bahasa Indonesia terkadang mengabaikan kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Sebagai contoh, pemakai bahasa Indonesia, seperti wartawan yang terkadang-kadang tidak memedulikan kaidah k, p, t, s ketika menuangkan tulisannya di media-media cetak. Kini banyak ditemukan ketidakseragaman dalam penulisan pada setiap kata yang dimulai dengan fonem p baik yang bersuku kata dua maupun tiga jika diberi awalan me(N)- atau meng- (beserta variasi imbuhannya) fonem pertamanya ada yang melebur/luluh (sesuai dengan kaidah bahsa Indonesia) ada juga yang tidak melebur, sebagai contoh :
·         Memperkos                       =           memerkosa
·         Mempesona                       =           memesona
·         Mempopulerkan                =           memopulerkan
·         Mengkomunikasikan         =           mengomunikasikan
·         Mempengaruhi                  =           memengaruhi
·         Mempedulikan                  =           memedulikan
·         Mensosialkan                    =           menyosialkan
·         Mempelihara                     =           memelihara
·         Mensentralisasi                  =           menyentralisasi
·         Mensetrika                        =           menyetrika
·         cantik sekali                      =          cantik banget
·          lurus saja                          =          lempeng saja
·          masih kacau                      =          masih sembraut
·         uang                                  =          duit
·         tidak mudah                      =          enggak gampang
·         diikat dengan kawat         =          diikat sama kawat
·         bagaimana kabarnya          =          gimana kabarnya
Ciri - ciri bahasa baku : 
1.       Komunikasi resmi, yakni dalam surat menyurat resmi, surat menyurat dinas, pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, perundang-undangan, penamaan dan peristilahan resmi, dan sebagainya.
2.       Wacan teknis seperti dalam laporan resmi, karang ilmiah, buku pelajaran, dan sebagainya.
3.       Pembicaraan didepan umum, seperti dalam ceramah, kuliah, pidato dan sebagainya.
4.      Pembicaraan dengan orang yang dihormati dan sebagainya.
Dari segi fungsi, bahasa baku dapat menjadi unsur penyatu, unsur pemisah dan pemberi prestij kerana:
  • Unsur penyatu: digunakan oleh orang-orang daripada pelbagai daerah loghat;
  • Unsur pemisah: memisahkan bentuk bahasa baku itu daripada loghat-loghat lain dalam bahasa itu; dan
  • Pemberi prestij: digunakan oleh segolongan orang dalam suasana tertentu, biasanya dalam urusan rasmi; umpamanya laporan, surat, surat pekeliling, borang, radio, televisyen, dan sebagainya.
Bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok ajuan, yang dijadikan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Ragam bahasa baku bahasa Indonesia memang sulit untuk dijalankan, atau yang digunakan karena untuk memahaminay dibutuhkan daya nalar yang tinggi. Dengan menggunakan ragam bahasa baku, seseorang akan menaikkan prestisenya.

0 komentar:

Posting Komentar

Jumat, 26 November 2010

-Perubahan Kata-Kata Baku yang Terbaru yang Sering Digunakan Dalam Penulisan & Percakapan-

Diposting oleh siitii di 6:12:00 AM

Saat ini banyak orang yang kurang menyetujui pemakaian bahasa “baku” hal ini dikarenakan kurang  memahami makna istilah itu. bahasa yang baku selalu bersifat kaku, tidak lazim digunakan sehari-hari, atau bahasa yang hanya terdapat di buku. Sehingga banyak orang beranggapan bahwa penggunaan ragam baku mengakibatkan bahasa yang kurang komunikatif dan sulit dipahami.  Hal ini harus diluruskan. Keterpautan bahasa baku dengan materi di media massa ialah bahwa ragam ini yang paling tepat digunakan supaya bahasa Indonesia berkembang dan dapat menjadi bahasa iptek, bahasa sosial, atau pun bahasa pergaulan yang moderen.
Bahasa yang baku tidak akan menimbulkan ketaksaan pada pemahaman pembacanya. Kata - kata baku adalah  kata - kata yang standar sesuai dengan aturan kebahasaaan yang berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu, termasuk ilmu bahasa dan sesuai dengan perkembangan zaman. Kebakuan kata amat ditentukan oleh tinjauan disiplin ilmu bahasa dari berbagai segi yang ujungnya menghasilkan satuan bunyi yang amat berarti sesuai dengan konsep yang disepakati terbentuk.
Sedangkan kata tidak baku merupakan kebalikan dari kata baku. Suatu kata bisa diklasifikasikan tidak baku bila kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan. Biasanya hal ini muncul dalam bahasa percakapan sehari-hari, bahasa tutur.
Pengembangan ragam bahasa baku memiliki tiga ciri atau arah, yaitu:
  • Memiliki kemantapan dinamis yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Di sini, baku atau standar berarti tidak dapat berubah setiap saat.
  • Bersifat kecendikiaan. Sifat ini diwujudkan dalam paragraf, kalimat, dan satuan-satuan bahasa lain yang mengungkapkan penalaran dan pemikiran yang teratur, logis dan masuk akal
  • Keseragaman. Di sini istilah “baku” dimaknai sebagai memiliki kaidah yang seragam. Proses penyeragam bertujuan menyeragamkan kaidah, bukan menyeragamkan ragam bahasa, laras bahasa, atau variasi bahasa.

Saat ini, perkembangan bahasa Indonesia begitu pesat sehingga hal itu menyebabkan masyarakat pemakai bahasa Indonesia terkadang mengabaikan kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Sebagai contoh, pemakai bahasa Indonesia, seperti wartawan yang terkadang-kadang tidak memedulikan kaidah k, p, t, s ketika menuangkan tulisannya di media-media cetak. Kini banyak ditemukan ketidakseragaman dalam penulisan pada setiap kata yang dimulai dengan fonem p baik yang bersuku kata dua maupun tiga jika diberi awalan me(N)- atau meng- (beserta variasi imbuhannya) fonem pertamanya ada yang melebur/luluh (sesuai dengan kaidah bahsa Indonesia) ada juga yang tidak melebur, sebagai contoh :
·         Memperkos                       =           memerkosa
·         Mempesona                       =           memesona
·         Mempopulerkan                =           memopulerkan
·         Mengkomunikasikan         =           mengomunikasikan
·         Mempengaruhi                  =           memengaruhi
·         Mempedulikan                  =           memedulikan
·         Mensosialkan                    =           menyosialkan
·         Mempelihara                     =           memelihara
·         Mensentralisasi                  =           menyentralisasi
·         Mensetrika                        =           menyetrika
·         cantik sekali                      =          cantik banget
·          lurus saja                          =          lempeng saja
·          masih kacau                      =          masih sembraut
·         uang                                  =          duit
·         tidak mudah                      =          enggak gampang
·         diikat dengan kawat         =          diikat sama kawat
·         bagaimana kabarnya          =          gimana kabarnya
Ciri - ciri bahasa baku : 
1.       Komunikasi resmi, yakni dalam surat menyurat resmi, surat menyurat dinas, pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, perundang-undangan, penamaan dan peristilahan resmi, dan sebagainya.
2.       Wacan teknis seperti dalam laporan resmi, karang ilmiah, buku pelajaran, dan sebagainya.
3.       Pembicaraan didepan umum, seperti dalam ceramah, kuliah, pidato dan sebagainya.
4.      Pembicaraan dengan orang yang dihormati dan sebagainya.
Dari segi fungsi, bahasa baku dapat menjadi unsur penyatu, unsur pemisah dan pemberi prestij kerana:
  • Unsur penyatu: digunakan oleh orang-orang daripada pelbagai daerah loghat;
  • Unsur pemisah: memisahkan bentuk bahasa baku itu daripada loghat-loghat lain dalam bahasa itu; dan
  • Pemberi prestij: digunakan oleh segolongan orang dalam suasana tertentu, biasanya dalam urusan rasmi; umpamanya laporan, surat, surat pekeliling, borang, radio, televisyen, dan sebagainya.
Bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok ajuan, yang dijadikan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Ragam bahasa baku bahasa Indonesia memang sulit untuk dijalankan, atau yang digunakan karena untuk memahaminay dibutuhkan daya nalar yang tinggi. Dengan menggunakan ragam bahasa baku, seseorang akan menaikkan prestisenya.

0 komentar on "-Perubahan Kata-Kata Baku yang Terbaru yang Sering Digunakan Dalam Penulisan & Percakapan-"

Posting Komentar