Rabu, 16 Maret 2011

Majas

Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa , pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.

Majas terbagi menjadi 3 jenis yaitu :
1. majas pertentangan
2. majas perbandingan
Majas Perbandingan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Ditinjau dari cara pengambilan perbandingannya, Majas Perbandingan dibagi menjadi 
a. Majas Personifikasi adalah “Perbandingan dengan menganggap benda mati sebagai penjelmaan manusia yang dapat berbuat seperti manusia.
Contoh:
- Peluit wasit menjerit panjang menandai akhir dari pertandingan tersebut.
b. Majas Perumpamaan adalah “Perbandingan dengan cara mengambil perumpamaan benda yang lain”. Untuk menghubungkan benda dengan perumpamaannya, digunakan kata-kata: seperti, sebagai, laksana, bak.
Contoh:
- Laksana kayu dimakan api.
- Seperti gadis pingitan
- Bak pinang dibelah dua
- Bagai kerbau dicocok hidungnya
c. Metafora adalah “Perbandingan yang berupa kata-kata atau kelompok kata yang merupakan pelukisan dan bukan arti sebenarnya berdasarkan persamaan atau perbandingannya”.
Contoh:
- Matanya meredup menahan kantuk (Matanya disamakan dengan Lampu)
- Dewi malam tampak enggan keluar dari peraduannya (Dewi malam disamakan dengan Bulan)
- Wajahnya tersengat matahari (Wajahnya disamakan dengan Bunga)
d. Alegori adalah “Perbandingan berupa cerita atau puisi yang digunakan sebagai lambing”.
Contoh:
- Dongeng gajah dengan semut -> yang kuat belum tentu menang
- Cerita kancil dengan buaya -> orang yang pandai dapat mengalahkan orang yang bodoh
- Cerita Malin Kundang -> manusia tidak boleh durhaka kepada orang tuanya

Majas sindiran terdiri atas ironi, sinisme, dan sarkasme.

a. Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan
maksud menyindir.
Contoh:
a) Ini baru siswa teladan, setiap hari pulang malam.
b) Bagus sekali tulisanmu sampai tidak dapat dibaca.
b.Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung.
Contoh :
a) Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan
oleh orang terpelajar sepertimu.
b) Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu.
c. sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini
biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.
Contoh:
a) Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
b) Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!

3. Majas Penegasan
Majas penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut.
a. Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara
berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.
Contoh:
a) Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
b) Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat
tempur.
b. Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.
Contoh:
a) Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang
kuharap.
b) Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola
kita, marilah kita sambut putra bangsa.
c.  Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam
puisi.
Contoh:
Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban

d. Tautologi
Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali
sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan.
Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.
Contoh:
a) Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar
pikiran saja.
b) Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan
bersaudara.
e. Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut
dan makin lama makin meningkat.
Contoh:
a) Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut antri
minyak.
b) Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun
tak berhak mencampuri urusan pribadi seseorang.
f. Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut
yang makin lama menurun.
a) Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara syukuran
itu.
b) Di kota dan desa hingga pelosok kampung semua orang merayakan
HUT RI ke -62.
g. Retorik
Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak
memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran,
atau menggugah.
Contoh:
a) Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal
saja?

b) Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?

4. Majas Pertentangan
Majas pertentangan terdiri atas empat bentuk berikut.
a. Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang
berlawanan artinya.
Contoh:
a) Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
b) Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.
b.  Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara
pernyataan dan fakta yang ada.
Contoh;
a) Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
b) Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang
berlangsung ini.
c. Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan
dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam
atau meminta perhatian.
Contoh:
a) Suaranya menggelegar membelah angkasa.
b) Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
d. Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara
yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau
menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.
Contoh:
a) Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan air putih saja.
b) Mengapa kamu bertanya pada orang yang bodoh seperti saya


ini?



http://id.wikipedia.org/wiki/Majas
http://winaraku.wordpress.com/2009/04/11/macam-macam-majas/

0 komentar:

Posting Komentar

Rabu, 16 Maret 2011

Majas

Diposting oleh siitii di 6:46:00 AM
Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa , pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.

Majas terbagi menjadi 3 jenis yaitu :
1. majas pertentangan
2. majas perbandingan
Majas Perbandingan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Ditinjau dari cara pengambilan perbandingannya, Majas Perbandingan dibagi menjadi 
a. Majas Personifikasi adalah “Perbandingan dengan menganggap benda mati sebagai penjelmaan manusia yang dapat berbuat seperti manusia.
Contoh:
- Peluit wasit menjerit panjang menandai akhir dari pertandingan tersebut.
b. Majas Perumpamaan adalah “Perbandingan dengan cara mengambil perumpamaan benda yang lain”. Untuk menghubungkan benda dengan perumpamaannya, digunakan kata-kata: seperti, sebagai, laksana, bak.
Contoh:
- Laksana kayu dimakan api.
- Seperti gadis pingitan
- Bak pinang dibelah dua
- Bagai kerbau dicocok hidungnya
c. Metafora adalah “Perbandingan yang berupa kata-kata atau kelompok kata yang merupakan pelukisan dan bukan arti sebenarnya berdasarkan persamaan atau perbandingannya”.
Contoh:
- Matanya meredup menahan kantuk (Matanya disamakan dengan Lampu)
- Dewi malam tampak enggan keluar dari peraduannya (Dewi malam disamakan dengan Bulan)
- Wajahnya tersengat matahari (Wajahnya disamakan dengan Bunga)
d. Alegori adalah “Perbandingan berupa cerita atau puisi yang digunakan sebagai lambing”.
Contoh:
- Dongeng gajah dengan semut -> yang kuat belum tentu menang
- Cerita kancil dengan buaya -> orang yang pandai dapat mengalahkan orang yang bodoh
- Cerita Malin Kundang -> manusia tidak boleh durhaka kepada orang tuanya

Majas sindiran terdiri atas ironi, sinisme, dan sarkasme.

a. Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan
maksud menyindir.
Contoh:
a) Ini baru siswa teladan, setiap hari pulang malam.
b) Bagus sekali tulisanmu sampai tidak dapat dibaca.
b.Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung.
Contoh :
a) Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan
oleh orang terpelajar sepertimu.
b) Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu.
c. sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini
biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.
Contoh:
a) Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
b) Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!

3. Majas Penegasan
Majas penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut.
a. Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara
berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.
Contoh:
a) Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
b) Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat
tempur.
b. Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.
Contoh:
a) Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang
kuharap.
b) Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola
kita, marilah kita sambut putra bangsa.
c.  Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam
puisi.
Contoh:
Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban

d. Tautologi
Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali
sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan.
Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.
Contoh:
a) Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar
pikiran saja.
b) Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan
bersaudara.
e. Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut
dan makin lama makin meningkat.
Contoh:
a) Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut antri
minyak.
b) Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun
tak berhak mencampuri urusan pribadi seseorang.
f. Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut
yang makin lama menurun.
a) Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara syukuran
itu.
b) Di kota dan desa hingga pelosok kampung semua orang merayakan
HUT RI ke -62.
g. Retorik
Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak
memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran,
atau menggugah.
Contoh:
a) Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal
saja?

b) Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?

4. Majas Pertentangan
Majas pertentangan terdiri atas empat bentuk berikut.
a. Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang
berlawanan artinya.
Contoh:
a) Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
b) Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.
b.  Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara
pernyataan dan fakta yang ada.
Contoh;
a) Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
b) Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang
berlangsung ini.
c. Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan
dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam
atau meminta perhatian.
Contoh:
a) Suaranya menggelegar membelah angkasa.
b) Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
d. Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara
yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau
menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.
Contoh:
a) Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan air putih saja.
b) Mengapa kamu bertanya pada orang yang bodoh seperti saya


ini?



http://id.wikipedia.org/wiki/Majas
http://winaraku.wordpress.com/2009/04/11/macam-macam-majas/

0 komentar on "Majas"

Posting Komentar